Narkotika dalam Kacamata Seorang Faizah Riffat..

By Riffat Akhsan - February 22, 2012

ga seperti biasanya yang menulis tentang share pengalaman saya. kali ini saya mengkritisi suatu topik yang menurut saya sudah menjadi seperti virus patogen pada sel kanker, sangat merajalela dan sulit disembuhkan..

masih segar dalam ingatan kita beberapa waktu yang lalu publik dikagetkan dengan pemberitaan car accident yang menewaskan 10 orang lebih dan mengakibatkan yang lainnya terluka parah, bahkan ada diantara mereka yang mengalami trauma mendalam dan penggumpalan darah di otak yang memerlukan analisis tajam dan tentunya injeksi medis dengan biaya yang tidak murah, mengingat kesehatan di negara ini masih belum menjadi prioritas dan dianggap suatu barang mewah. alhasil, setelah dilakukan penyelidikan ditemukan faktor penyebab car accident itu adalah human error yang dikarenakan pengemudi mobil masih terpengaruh efek dari mengkonsumsi salah satu jenis narkotika sehingga ketika mengemudi mobil tidak dalam keadaan stabil.

belum ada sebulan pemberitaan itu menjadi konsumsi publik yang tentunya dibumbui dengan permberitaan-pemberitaan tambahan yang sedikit melenceng dari kebenaran, publik kembali dikagetkan lagi dengan pemberitaan dari sebuah maskapai penerbangan swasta di negeri ini yang pilotnya menkonsumsi salah satu jenis narkotika kurang dari 6 jam sebelum menerbangkan pesawat, dan parahnya yang membuat saya semakin miris adalah tujuan penerbangan pesawat itu adalah ke kota dimana menjadi tujuan landing saya sebelum melanjutkan perjalanan melalui darat ke rumah saya. sempat terbersit rasa khawatir ketika saya mengetahui berita tersebut karena mayoritas anggota keluarga saya (kecuali abah umi) menggunakan maskapai itu untuk setiap perjalanan domestik kami, mengingat harga tiket yang low cost carrier yang tentunya cocok sekali dengan otak-otak bisnis anggota keluarga saya yang malas mengeluarkan uang lebih untuk keselamatan penerbangan. bagi mereka "kenapa pilih yang mahal kalo ada yang murah, toh semua penerbangan pasti lolos ujian satandar keselamatan penerbangan sipil kok"

kedua accident yang saya sebutkan dan menghiasi media cetak dan elektronik beberapa bulan terkahir kalo kita mengambil benang merahnya dikarenakan oleh hal yang sama : kurangnya pengendalian diri yang mengakibatkan ada kemauan untuk mengkonsumsi salah satu jenis obat yang berefek memberikan suatu stimulus atau perasaan halusinasi dalam beberapa jam. ini juga tidak lepas dari peredaran obat-obatan itu yang semakin marak dan licin dalam praktiknya.

saya tidak menjudge kenapa mereka, para pelaku transportasi mengkonsumsi obat-obatan tersebut, karena mereka tau apa yang mereka lakukan berserta akibatnya, dan itu bukan urusan saya. saya hanya miris ketika mengetahui dunia transportasi negeri ini yang akhirnya membuat sebagian besar publik mengalami ketidakpercayaan terhadap pemerintah dalam menangani soal transportasi.

dokter saja yang akan memberikan obat tersebut kepada pasien yang membutuhkan untuk keperluan operasi, pereda rasa sakit, dan penghilang kesadaran harus sesuai dengan dosis yang tidak menyebabkan reaksi silang maupun bergesernya titik homeostatis pada kondisi tubuh. dan biasanya obat ini diberikan dalam dosis rendah dengan analisis tajam.

kenapa masyarakat awam mau menkonsumsi obat-obatan tersebut dengan dalih stress atau ingin rehat sementara, yang akhirnya mengakibatkan  kerusakan fatal pada bagian organ hati dan sistem saraf pusat. sungguh keputusan yang childish kan ?

tidak menghakimi, hanya pandangan seorang mahasiswa International terhadap permasalahan negerinya,




FRA

 




  • Share:

You Might Also Like

0 comments

pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)