saya dengan dua malaikat yang diturunkan tuhan ke bumi |
Rifa itu Kartini dan Srikandi dalam satu orang ---Anonymous
saya tidak sepercaya diri itu mengiyakan perkataan anonim itu (sengaja tidak saya sebut orangnya) yang bisa saya lakukan adalah mengamini apa yang ia katakan.
abah dan umi adalah dua orang paling berpengaruh dalam hidup saya. abah saya adalah seorang sarjana teknik sipil dan sarjana hukum yang berprofesi sebagai konsultan bangunan, sementara umi saya adalah seorang magister manajemen pendidikan yang berprofesi sebagai dosen di sebuah sekolah tinggi di Kota Bontang.
bagi saya superhero itu abah, karakter beliau itu diam, fokus, misterius, seorang visioner yang luar biasa cerdas, beliau selalu menyembunyikan emosinya namun tidak pernah kehilangan kedekatan dengan keluarga. saya jarang bercerita tentang masalah saya ke abah, tapi anehnya beliau selalu tau masalah saya tanpa bertanya. lucunya lagi masalah yang diketahui abah adalah masalah yang tidak pernah saya ceritakan ke orang lain (Rusma nggak dihitung dan Rusma males repot-repot ceritain masalah saya ke abah) begitupun sebaliknya, abah selalu tau masalah yang sedang dihadapi Rusma padahal yang tau masalah itu hanya saya dan saya tidak pernah menceritakan masalahnya ke abah. pernah suatu kali ketika saya lagi libur kuliah semester satu, begitu selesai sarapan siap siap ke kantor (iya saya kalo di rumah ngantor) abah bilang jangan buru buru ke kantor yang saya iya-in.
saya duduk di hadapan abah dan diam, siap mendengarkan apa yang beliau sampaikan. beliau mengawali pembicaraan dengan bilang "kak, kamu udah bukan waktunya pacaran buat seru-seruan. pilih satu, seriusin." saya kaget banget banget lah, ga pernah cerita apa apa kok abah tiba tiba bilang gitu ? kemudian abah melanjutkan "tapi jangan kasih harapan lebih ke dia, karena cowok seumur kamu itu pikirannya adalah gimana caranya bisa lulus kuliah secepat mungkin, kalo kamu kasih harapan 100% beban pikiran nya jadi lebih berat karena dia ga hanya mikirin kuliah tapi juga mikirin kamu"
saya terdiam, kaget dan takjub. darimana abah tau masalah saya yang (ketika itu) memang bingung dengan perasaan dia ke saya, dan bagaimana saya harus bersikap ke dia tapi tetap ga kehilangan fokus kuliah.
masih dalam ketakjuban statement abah, abah bilang lagi "Ema (Rusma maksudnya) gausah terlalu benci sama mantan, dia pernah jalan sama kamu juga atas izin Allah kan"
gantian Rusma yang terdiam dan takjub atas statement abah.
di kantor kita membahas tentang statement abah tadi, pertanyaan kenapa abah bisa tau masalah Rusma dan saya tanpa kita pernah bercerita. dan itu kita sadari terjadi mulai dari kita masuk SMP sampai sekarang.
lain abah, lain lagi umi. umi adalah perempuan cerdas yang ceria, beliau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan sekitarnya untuk mengikuti emosi beliau, umi adalah seorang yang memiliki konsistensi tinggi terhadap apapun yang beliau kerjakan, perfeksionis, agak lebay, dan tegas.
umi selalu tau perasaan kami anak-anaknya, bahkan ketika kita mencoba untuk menyembunyikan. umi tau kalau kita sedih karena ada masalah tapi beliau tidak tau apa masalah kita, kalau umi kangen parah sama salah satu anaknya, biasanya si anak tersebut langsung sakit. yah hubungan batin antara kami sekuat itu. sering saya telpon rumah trus cerita kalo Rusma sakit yang dijawab umi dengan "aduh salah umi ini, emang beberapa hari ini umi kangen berat sama Rusma" akhir akhir ini yang sering sakit adalah dek farhan, adek saya yang paling kecil yang dijelaskan umi di telpon "iya, umi kangen banget sama dia tapi masih belum sempat ke Surabaya, jadwal abah disini penuh banget"
abah dan umi, kombinasi yang luar biasa, setiap sifat sifat mereka berpadu dengan sempurna dalam diri saya dan saudara-saudara saya, yang tidak ada satupun dari kami yang sifatnya sama. saya selalu bermimpi memiliki kehidupan perkawinan seperti mereka.
abah sangat mempengaruhi saya dalam pemikiran dan pandangan hidup, itulah kenapa saya mengambil jalur sama persis dengan beliau, berkuliah teknik sipil dan berkarir di proyek pembangunan. sementara umi mempengaruhi saya dalam keyakinan bertuhan dan arti dari memahami yang tersirat.
abah dan umi... karena mereka aku menjadi Kartini masa Kini
Surabaya, 21 April 2014
Rifa Akhsan
2 comments
Sek, saya kok salut dengan stetement abah juga ya?
ReplyDeletePernah ngalamin sih.. Hahaha
Salam sama Abah dan Umi ya. :)
statement yang mana nih ? iya insya Allah disampaikan
Deletepembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)