"aku baru pulang dari singapur nih, ambil ke rumah ya gantungan kunci sama coklatnya"
"ini ke singapur yang keberapa ratus kali fa ?"
"hehehe" *nyengir kuda*
katanya kalo ga foto gini belum sah ke singapur |
ke singapur kali ini dalam rangka dibayarin gratis sama yayasan ayah bunda a.k.a orang tua saya karena keluwesan saya dan rusma berhadapan dengan petugas imigrasi dan bea cukai (meskipun pernah dibentak bentak di Thailand pake bahasa sana plus disinisin sama petugas imigrasi singapur karena paspor kosong waktu pertama kali keluar negeri)
tapi abah umi saya pernah lolos dengan mulus di imigrasi Malaysia karena saya yang sebelumnya beramah tamah sama petugas imigrasinya dan cerita kalo saya lagi liburan keluarga plus dibantuin angkat barang barang bawaan saya yang berkoper koper HANYA karena saya tersenyum dan berkata THANKS A LOT ke petugas imigrasinya.
drama imigrasi di seluruh dunia beda beda sih, tapi sensasinya selalu sama, awalnya deg-deg an, trus maju ngasih paspor ke petugas imigrasinya, trus petugasnya ngelihat ke kamu dengan tatapan agak curiga, kalau pas apes ditanya tanyain, atau dibentak-bentak, atau disuruh full body check. trus dicap deh paspor kamu. kalo udah dapat cap, leganya itu selega dikasih kepastian setelah digantungin cukup lama sama gebetan *apasih*
berbekal sering nya saya dibaikin sama petugas imigrasi, abah umi saya sering sekali mengajak saya keluar negeri untuk urusan bisnis mereka yang berarti jalan jalan bagi saya.
Singapura. entah sudah berapa kali saya mengunjungi titik merah kecil di peta ini, negara maju berpenduduk kurang dari seluruh warga Surabaya ini begitu akrab dengan saya.
setiap saya berkesempatan ke sini, saya selalu menyempatkan diri ke Merlion Park. yah kawasan tempat patung siluman singa dan ikan yang memuncratkan air dari mulutnya ini berada.
kesannya turis banget yah ? iya juga sih karena setiap kesana yang saya lakukan adalah duduk diam memandang Sungai Singapura sembari meminum ice green tea latte produksi starbucks
ketika duduk diam di Merlion Park, saya selalu bertanya, kapan Indonesia bisa begini ? Marina Bay Sands yang memiliki ratusan lantai memang menjadi raja diantara puluhan pencakar langit di kawasan Raffles Place tersebut, tapi melihat struktur jembatan, jalan raya, belum lagi jaringan MRT, Esplanade, Singapore Flyer, Museum Art Science, dan jembatan Double Helix. itu semua karya insinyur sipil dalam menghitung distribusi gaya gaya pada bangunan tersebut.
setau saya, indonesia baru punya Menara BNI 46 berlantai kurang dari lima puluh sebagai bangunan tertingginya. kenapa jauh sekali ?
saya pernah berdiskusi dengan dosen struktur baja saya kenapa terjadi ketimpangan yang begitu jauh antara negara kita dengan negara kecil itu dalam pembangunan bangunan struktur dengan resiko tinggi padahal kita punya banyak professor di bidang teknik sipil dengan gelar berjajar dan puluhan publikasi internasional yang dijawab dengan "kita kalah dalam hal teknologi beton nya rifa, dan pemerintah yang tidak memprioritaskan Kementerian Pekerjaan Umum dalam politik Anggaran" *sigh*
dengan pendapatan USD 3400/Tahun dikalikan jumlah penduduk kita yang 250 juta itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu tinggi loh. tapi kenapa begini ?
kuncinya ada di Pemimpin Negeri ini, bernyalikah beliau dalam membagi Anggaran di pos pos kementerian secara proporsional dan efisien ?
Kita lihat saja nanti...
Surabaya, 19 September 2014
Rifa Akhsan
0 comments
pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)