Teknik Sipil dan Cowok Cowok yang Overload

By Riffat Akhsan - December 21, 2014


banyak yang tanya, Rifa kerja dimana sih ??

oke oke, di hari Ahad yang cerah ini. akan saya ceritakan.

saya adalah anak dari seorang ayah yang memiliki perusahaan di bidang teknik sipil. sebut saja sebuah konsultant perencanaan dan pengawasan pembangunan.



saya bekerja di bidang manajemen konstruksi, dimana seringkali saya terjun ke lapangan (baca : proyek) untuk mengawasi bahwa metode pelaksanaan para pekerja konstruksi (tukang, mandor, pelaksana, dll) sesuai dengan standard dan mempertanggungjawabkan kualitas bangunan sesuai dengan SNI (baca : bangunan tidak ambruk) dan mempertanggungjawabkan waktu pekerjaan sesuai dengan jadwal.

keadaan dimana saya turun ke lapangan biasanya pada proyek pengawasan, pada proyek perencanaan saya biasanya duduk di depan laptop lembur lembur membuat jadwal kerja bahan, alat, dan pekerja, mengajukan proposal penawaran tender, dan berdebat dengan atasan saya terkait rencana anggaran biaya yang bergantung pada perhitungan struktur serta pembesian.

kira kira begitu.

hawa hawa dikelilingi banyak makhluk logika (baca : kaum adam) sudah terasa sejak awal saya masuk jurusan teknik sipil.

makhluk makhluk logika ini begitu keras, pun ayah saya yang memiliki standard sangat tinggi tentang pekerjaan. saya juga sebagai anak tidak mendapat privillage apapun. saya sering disalah-salahkan di depan karyawan lain karena pekerjaan saya yang salah.


tidak mudah bertahan di lingkungan keras ini kalau saya terus membawa bawa jiwa feminim saya, bisa hancur saya.

di proyek saya belajar banyak, salah satunya adalah tentang membentuk pola pikir independent, mandiri, tidak bergantung pada siapapun.

seluruh pekerja di proyek dan kantor adalah keluarga, dimana kita semua harus bekerja sama melalui job desk masing masing dan kemudian tersenyum bahagia ketika peresmian. 

banyak yang bilang, terlalu sering berkumpul dengan kaum adam membuat seorang hawa menjadi tomboi. saya setuju, tomboi secara jiwa. bukan penampilan.

makhluk makhluk logika ini begitu keras kepala, membuat saya harus menyelami isi kepala mereka untuk menemukan celah bagimana harus berdiskusi. mereka adalah jiwa jiwa pemberontak penuh ego, yang kalau sampai saya salah sikap alamat mereka akan sangat sulit diajak bekerjasama.

kadang saya sedih, kepada para perempuan perempuan pasangan partner saya (di kantor maupun di proyek) yang sangat tidak mau mengerti tentang pekerjaan mereka.

contoh saja, salah seorang pelaksana saya bercerita sebut saja A :

A : mbak rifa, males aku sama cewek itu.

me : lhoo cewek yang mana lagi ? 

A : si itu, mantanku. dia lama nggak komunikasi sama aku tiba tiba sms tanya aku sekarang kerja dimana ya aku jawab aku kerja di sini (perusahaan tempat saya bekerja) trus dia tanya lagi jabatan saya apa, saya jawab pelaksana yang langsung dia tanggapi "waaah pelaksana, uangnya banyak berarti"

me : saya tertawa mendengarnya.

namun dibalik tawa saya, terselip keprihatinan. betapa masih banyak perempuan perempuan diluar sana yang telah membuat laki - laki model pelaksana saya ini mendepak mereka langsung hanya karena salah omong yang mencerminkan kepribadian mereka.

tidak salah puan, untuk menjadi realistis akan kestabilan finansial. tapi itu menjadi menyedihkan ketika kamu hanya memandang lelakimu sekedar mesin pencetak uang. laki laki juga punya hati untuk dimengerti dan disandari atas problematika pekerjaannya. ini sama sekali jauh dari uang. setau saya, setiap laki - laki pasti berusaha banting tulang mencari nafkah untuk mensejahterakan orang orang yang dia cintai.

begitu pula cerita seorang engineer saya. sebut saja B.

B : mbak aku mau curhat, (katanya sambil mengecek posisi tiang pancang)

me : hmmm

B : kenapa sih cewek itu nggak pengertian banget ?

me : maksudnya ?

B : masa dia tadi pagi marah marah sama aku gara gara telponnya nggak aku angkat. aku kan tidur mbak habis 12 jam ngecor...

memang keadaan nya waktu itu kami melakukan pengecoran selama dua belas jam mulai jam 7 malam sampai jam 7 pagi. dan memang engineer saya ini bertanggung jawab untuk pengecoran dan seingat saya dia memang pulang jam 9 dan juga tidak bisa saya hubungi. asumsi saya jelas. dia membayar hutang tidur.

me : trus ?

B : ya dia marah marah, aku minta maaf nggak digubris. aku jelasin kalo aku ngecor nggak percaya, katanya aku cuma cari alasan, aku suruh ke proyek buat liat + tanya ke anak proyek nggak berani...

me : sampe sekarang dia masih marah ?

B : iya mbak, aku dituduh selalu nggak ada waktu buat dia. pas akunya ada waktu dia malah marah katanya aku kok ada waktunya pas dia sibuk...

me : *melongo sambil menyumpah dalam hati kok ada cewek kayak begitu*

B : mbak, aku udah niat tahun depan mau ngelamar dia. tapi ya kalau dia nya gini aku mikir....

me : dipikir pikir dulu B. dia mencintai kamu, dia juga harus mencintai pekerjaanmu. kalau dia selalu marah kayak begini maybe dia bukan orang yang tepat. aku nggak nakut - nakutin loh, susah jalannya sebuah hubungan kalau satu sama lain keras kepala dan nggak mau ngerti...

B : iya sih mbak, lha trus aku gimana ?

me : ya nanti kalo kamu sama dia udah sama sama longgar, ajak ngomong. tanya sama dia, mau nggak dia kasih kamu kepercayaan. dan janji juga kalau kamu bisa amanah dengan kepercayaan yang dikasih sama dia. beri pengertian seperti apa pekerjaan kamu... kalau dia emang cinta dia pasti ngerti....

B : bisa gitu mbak ?

me : bisa, kalau kamu mau coba ngomong baik baik...

B : hmm oke, btw kalau mbak boleh minta satu permintaan ke tuhan yang langsung dikabulkan, mbak mau minta apa ?

me : minta pacar saya nggak terlalu sibuk.

B : yeeee SAME AJE  

oke cerita engineer saya ini tentang waktu, yang namanya cowok. kalau itu sudah menyangkut pekerjaan yang halal dan sesuai dengan kemampuan dia pasti akan dilakukan. pekerjaan teknik sipil kadang menuntut kami seperti kelelawar. apalagi jika menyangkut infrastruktur umum seperti pengaspalan jalan yang berlubang, pengecoran (karena ready mix seringkali membuat kami harus menutup jalan) pembenahan gedung pelayanan publik, mal, dll jelas hal ini harus membutuhkan penjelasan. dan jarang sekali seorang laki - laki mau menjelaskan dengan detail tentang deskripsi pekerjaannya.

jadi kembali ke kamu, hai para perempuan perempuan yang pacarnya pekerja proyek.. cobalah mengerti dan tidak membuat masalah semakin runyam. lelakimu juga berjuang untuk kalian bisa hidup layak...

pada intinya, para lelaki lelaki itu hanya butuh doa, pengertian, dan dukunganmu, puan...






Surabaya, 21 Desember 2014




Rifa Akhsan

  • Share:

You Might Also Like

1 comments

  1. Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai Teknik Sipil,
    menurut saya Studi Teknik Sipil merupakan bidang yang
    sangat menarik juga banyak hal yang bisa dipelajari
    di Dunia Sipil.
    Saya juga mempunyai Tulisan yang bisa anda kunjungi di
    Publikasi Gunadarma Sipil

    ReplyDelete

pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)