Melogikakan Mantiq

By Riffat Akhsan - June 16, 2015

Photo by Jason Leung on Unsplash

apa itu mantiq ? pertanyaan pertama yang terlintas ketika membaca judul postingan ini.

mantiq adalah ilmu yang mempelajari seni dalam berbahasa, ilmu ini selalu diajarkan di setiap pondok pesantren. saya kurang tahu apakah di kampus kampus islam ilmu ini diajarkan atau tidak.

ilmu mantiq bukan ilmu bahasa sastra, seperti bahasa Indonesia yang menekankan pada tata cara tulis menulis, grammar, dll ilmu mantiq adalah ilmu yang mempelajari makna berdasarkan esensi dari setiap kata kata.



saya bukan ahli mantiq, namun saya pernah belajar ilmu ini ketika di pondok pesantren dulu. ilmu ini terbilang sulit, karena sayapun tergolong jongkok dalam hal ini. namun satu hal yang saya tahu. ilmu ini sangat bermanfaat untuk mengkaji maksud tersirat dari sebuah kalimat.
karena pernyataan adalah sebenar benarnya pertanyaan
awalnya saya iyes iyes aja dengan setiap perkataan dan kalimat, tapi akhirnya saya sadar bahwa ilmu mantiq membentuk logika berbahasa pada diri saya.

misalnya ketika ada seseorang berkata pada saya "I just don't care" saya jadi tahu persis bahwa yang berkata "he is truly care" kenapa ? karena ketidakpedulian tidak butuh disuarakan, dan si orang ini mengatakan berkali kali pada saya dan pada orang lain. disini saya paham kalimat "I just don't care"  nya orang ini sebenarnya usaha untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia benar benar "don't care" meskipun dia tahu "he is truly care"

begitu pula dengan bahasa perbuatan, orang yang pamer kemana mana cukup membuat saya paham bahwa si orang ini tdak benar benar kaya, dia hanya berusaha membuat dirinya merasa lebih baik dengan menunjukkan apa yang dia punya. dia butuh pengakuan bahwa dia kaya karena dia tahu persis dia tidak benar benar kaya.

apa selalu fa setiap kalimat bermakna kebalikan di kamu ?

ya dan tidak, ya kalau kalimat kalimat tersebut diucapkan HANYA sekali dengan bahasa tubuh yang mendukung. tidak karena kalimat kalimat tersebut diucapkan dengan bahasa tubuh yang menyiratkan sebuah ingkar.

karena bahasa tubuh adalah bahasa yang tidak bisa berbohong
saya jadi paham kenapa dalam Al-qur'an ada masa dimana mulut diam dan tubuh yang berbicara untuk memberikan kesaksian pada tuhan. jangankan di alam sesudah kematian. di alam dunia pun ketika kita teliti dengan bahasa tubuh, kita akan tahu sebenar benarnya benar.

hati hati dalam mengeluarkan pernyataan tanpa dukungan bahasa tubuh, mulutmu harimaumu.






Surabaya, 16 Juni 2015




Rifa Akhsan



  • Share:

You Might Also Like

0 comments

pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)