![]() |
Sumber Gambar Tidak Diketahui |
Ramadhan jatuh pada esok hari versi pemerintah maupun versi lain. Ramadhan artinya bentar lagi lebaran, yihaaaaaaa. bakal dapat rejeki tambahan nih. amiin.
Ramadhan juga memberi harapan lebih pada saya untuk bisa beribadah dalam 10 hari terakhir, yang artinya satu malam dari 10 malam terakhir adalah malam lailatul qodar. jadi saya bisa berdoa untuk kelancaran hubungan cinta saya sama masnya *eh
berbicara tentang Ramadhan, berarti berbicara tentang puasa. saya tidak mau sok alim. namun saya hanya ingin berbagi cerita tentang suasana Ramadhan di proyek yang memberi banyak pelajaran bagi saya, lebih ektremnya banyak hal hal di proyek selama Ramadhan yang "menampar" saya.
pertama tentang kejujuran. banyak orang bilang bahwa dunia konstruksi adalah dunia munafik penuh intrik. tidak ada orang jujur disana. pada saat Ramadhan saya paham bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar. di proyek, bila Ramadhan tiba maka beban kerja dan target otomatis dikurangi karena asumsi semua anggota proyek melakukan ibadah puasa. namun ketika di lapangan, pekerja (tukang) sangat terlihat mana yang tidak puasa dan mana yang puasa. sekuat kuatnya tukang pura pura puasa, pasti ngerokok juga. kesini kesini nya mereka jujur dengan melapor "mbak saya nggak puasa, sapa tau ada kerjaan". saya kadang malu dengan diri saya sendiri soal kejujuran puasa nggak puasa ini, entah saya tidak bermaksud menuding. namun saya memang sering menemui mereka mereka yang "macak" puasa padahal sebenarnya tidak hanya untuk menutupi rasa malunya.
bukan berarti tukang yang tidak puasa bebas untuk makan dan minum, mereka tetap menghormati yang berpuasa. namun satu hal yang saya garisbawahi, mereka berani jujur dengan dirinya sendiri dan orang lain tentang ibadah yang mereka jalani.
kedua tentang konsistensi diri. saya memperhatikan para tukang tukang yang berpuasa, mereka bekerja otot. terutama tukang tukang bagian borpile, besi dan bekisting. mereka tidak mengeluh meskipun sedang berpuasa dengan pekerjaan pekerjaan otot yang berat, mereka juga tidak "sambat" dengan beban kerja yang ditanggung oleh mereka. ketika pekerjaannya selesai, bapak bapak ini lalu mencari tempat tedur dan mengipasi diri dengan topi atau helm. dengan diam, tanpa sedikitpun mengeluh. siapapun yang melihat pasti paham kalau si bapak kecapekan bekerja dalam keadaan puasa. bapak bapak ini konsisten melakukan ibadah puasa ditengah teriknya panas matahari dan panasnya besi ulir. saya kadang malu dengan diri saya sendiri melihat bapak bapak tukang ini, saya yang di proyek tugasnya cuma ngecek ngecek, marah marah, dan di depan laptop kadang suka kepikiran untuk "mokel" hanya karena udara yang panas.
ketiga tentang kesederhanaan. jangan bayangkan kami di proyek buka puasa dengan makanan dan minuman hasil ngabuburit di pasar Ramadhan, tidak. pekerjaan yang menuntut target seringkali mengkondisikan kami untuk berbuka puasa dengan sederhana, pernah saya berbuka hanya dengan gorangan satu buah dan air putih karena hanya itu yang ada, kadang pernah juga dibawain es oyen sama rekanan jadinya buka puasa pake itu, pernah juga dikasih sama supplier minuman kemasan masih segelan, ya itu saja yang diminum. kalau kebetulan lokasi proyek dekat dengan pasar Ramadhan, pasti ada salah satu anggota yang diutus beli beli kesana. tapi itu jarang sekali. intinya adalah selama menjalani Ramadhan di proyek, saya tidak pernah buka puasa sampe kekenyangan berujung ngantuk. kondisi di proyek ini tanpa sadar membawa kebiasaan baru saya selama di rumah, ketika tidak bertugas, untuk tidak berlebihan dalam berbuka puasa.
keempat tentang toleransi. saya melihat selama Ramadhan di proyek tidak ada penghakiman untuk mereka yang berpuasa maupun mereka yang tidak puasa. semua berjalan beriringan. kita semua paham, puasa atau tidak puasa adalah sebuah pilihan dengan alasan yang kuat. dan kami kami ini tidak berhak menghakimi keimanan seseorang hanya karena ia puasa atau tidak puasa. ada damai tersendiri ketika saya hadir dalam suasana penuh toleransi seperti ini. mereka (para pelaku konstruksi) bukan mereka dengan pendidikan yang wow banget, mereka juga cenderung berada dalam masyarakat ekonomi bawah (meskipun penghasilan mereka besar) tapi mereka mengajarkan toleransi dengan cara yang sangat elegan yang saya tidak dapatkan di lingkungan lain, meskipun yang melabeli diri dengan label label keagamaan.
kelima tentang arti bersyukur. bahagia orang orang proyek sederhana, pulang ke kampung bawa uang. sudah, berbeda dengan saya yang mendefinisikan arti bahagia menjadi puluhan ribu kata dengan spesifikasi ratusan ribu kata. dimata saya orang orang proyek lebih banyak yang "legowo" sih daripada yang serakah, yang serakah pasti ada tapi saya lebih suka berinteraksi dengan mereka mereka yang hidupnya selow. sekali lagi, secara tidak langsung mereka mengajarkan arti bersyukur pada saya. syukur tidak harus ditandai dengan diberi hal hal besar. diberi hal hal kecil semisal tidak disalahkan oleh mandor pun sudah bisa jadi alasan untuk bersyukur bagi mereka.
Ramadhan penuh berkah, hal hal yang sebenarnya sering terjadi di hari biasa ketika memasuki bulan Ramadhan menjadi penuh pelajaran bagi saya, seorang buruh bangunan yang menghamba pada Tuhannya dan pasrah pada semua ketentuan tuhannya.
di postingan ini juga saya memohon maaf selama saya menjadi pengisi konten di blog ini mungkin banyak yang merasa tersindir dengan tulisan saya padahal saya nggak maksud eh ya tapi tetep ngotot fitnah saya katanya saya sindir dia tenpa henti dan berakhir saya ditegur atasan saya di kantor *kok malah diterusno*
saya tidak pernah menunjuk siapapun dalam tulisan tulisan saya, ketika saya menulis tentang suatu kejadian itu adalah resume dari apa yang saya lihat dan rasa kemudian membentuk sebuah pemikiran untuk kemudian saya tuliskan dalam blog ini.
saya hanya orang yang terus mencoba untuk bermanfaat bagi orang lain melalui media tulisan, saya juga masih belajar untuk dewasa dalam menulis.
untuk itu, mari kita saling legowo untuk nggak segitunya geer kayak kayak jadi objek sindiran saya.
nawaitu shaumagoddin 'an adaai fardhi syahri romadhona hadzihis sanati fardho lillaahi ta'ala
Surabaya, 17 Juni 2015
Rifa Akhsan
0 comments
pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)