Dagelan yang Copas, dan Labilnya Anak Twitter

By Riffat Akhsan - July 28, 2015


beberapa hari yang lalu, jagat twitter rame karena berita musibah yang menimpa admin akun dagelan. akun berfollowers jutaan yang oleh para advertiser dikategorikan dalam kategori "great influencer" untuk exposure produk mereka.

para following dan followers yang saya followback rame, ditambah dengan meledaknya kemarahan salah seorang selebtwit dengan kelakukan admin dagelan ini yang tukang copy paste kemana mana tanpa menyertakan sumber. hebohlah timeline saya membahas si akun dagelan ini, banyak twit twit bermunculan untuk menunjukkan eksistensi bahwa yang berceloteh mengetahui dan berusaha menunjukkan eksistensi bahwa mereka paham atas kasus dagelan ini.



saya juga ikut ngetwit sih, saya dikirimi screenshot koran yang memberitakan. alih alih membahas kelakuan copasnya dagelan saya malah ngomongin tentang redaksional koran yang memberitakan -___-" dasar editor

fenomena tukang copas trus dapat duitnya dagelan ini. sebenarnya sebelumnya sudah ada legend copas bernama DwitasariDwita. saya emang nggak follow si Dwita, tapi beberapa akun yang merasa twit dan sajaknya serta puisinya dicopas sama si doi cerita dan nunjukin bukti ke saya. fix emang si Dwita ini tukang copas. yang lebih mengerikan para followers si Dwita ini langsung membully para pelempar isu yang mengatakan bahwa si Dwita ini copas. yang ada mereka bilang orang yang ngaku dicopas Dwita justru yang copas punya Dwita -___-

dagelan pun begitu, saya follow dagelan. dan mereka yang meme dan twitnya dicopas dagelan juga cerita dan menunjukkan bukti. dan saya diem aja. cukup tau kok setiap dagelan posting dia copas darimana kontennya. berbeda dengan followers Dwitasari yang aktif di twitter dan membully mereka yang mengaku kontennya dicopas Dwita, para followers dagelan ini cenderung tidak aktif bersosial media, dalam hal ini twitter dan instagram. memang pertumbuhan followersnya baik, namun di twitter, engangement akun dagelan ini rendah. tidak seperti akun akun lain yang followersnya tidak sebanyak dagelan, tapi memiliki engangement yang tinggi per 1 konten.

ada hal yang lucu dari mereka yang ikut ikut berceloteh tentang akun dagelan ini, sebagian besar dari mereka mencaci dagelan tapi diakhir twit mereka bilang "saya nggak pernah follow akun ini". lah kontradiktif kan ? cara paling ampuh untuk memantau pergerakan konten seseorang itu dengan follow, kalau kamu follow kamu bisa sah bilang dia copas punya si anu, soalnya si anu upload jam segini trus si dagelan upload jam segitu.

ini sama halnya dengan para selebtwit dangkal otaknya yang ngetwit soal presiden dan pemerintahan secara asal padahal informasi yang didapat masih sepatah sepatah tapi langsung mendapat ribuan retweet. hei, kamu bangga dengan ribuan retweet itu, tapi dimata mereka yang memang mengerti politik dan pemerintahan. mereka hanya diam tapi sibuk menertawakan para selebtwit ini dalam hati.

twitter memang paling asyik untuk buang sampah dan cari teman baru, bukan untuk sok menganalisa. karena bisa jadi itu bumerang untuk diri sendiri. karena kita nggak tau seberapa pintar followers kita. mereka datang dengan latar belakang yang berbeda, dan satu hal yang saya tau pasti, mereka yang memang luar biasa pintar dan cerdas tidak gampang reaktif atas twit seseorang. tapi dalam diamnya mereka menganalisa.

twittermu, harimaumu.

bijak bijak lah dalam bertwitter, dibandingkan menggunakan twitter untuk sok menganalisa tentang agama dan pemerintahan, mendingan buat lucu lucuan dan gabung di komunitas yang sesuai passion kan ?





Bontang, 28 Juli 2015





Rifa Akhsan

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)