Dear Mahasiswa, Arogansi Jurusanmu itu Buat Apa ?

By Riffat Akhsan - September 16, 2015

Sumber Gambar
di Surabaya, masa wisuda antara kampus satu dengan yang lainnya itu berdekatan. tinggal kampus mana yang lebih duluan dan kampus mana yang belakangan. yang jelas periode wisudanya hampir sama, beda tanggal aja.

sudah hampir tiga tahun saya di Surabaya, dan hampir sembilan tahun saya di Jawa Timur. setiap periode wisuda, yang saya lihat di Surabaya selalu sama. jalan macet, penuh orang cantik dan ganteng, spanduk jurusan setinggi pohon pembatas jalan, dan arak arakan adik adik junior dengan koordinasi himpunan mahasiswa.  mas mbak hima terlihat sangat mencolok dengan jaket himpunan dan gaya jalan mengangkat dagu.


bukaaan, saya ndak mau mencibir bagian arak arakan adik adik junior sebagai bentuk penghargaan berhasilnya seniornya lulus sidang meskipun biasanya masih harus revisi dan berhasil memakai toga dan salaman sama rektor. bukaaaan, saya tau kok lulus sidang itu susah. lha wong saya aja sampai sekarang nggak lulus lulus mata kuliah mekanika teknik satu kok meskipun tiap semester ganjil selalu mengulang. saya tau persis betapa beratnya menjadi mahasiswa tingkat akhir sampai akhirnya bisa salaman sama rektor pake baju toga didampingi orang tua.

satu hal yang selalu saya temukan di setiap periode wisuda : arogansi jurusan 

di awal perkuliahan, sebagai mahasiswa baru. adik adik maba disambut kakak kakak himpunan mahasiswa yang mendalangi ospek konyol dengan alasan pengkaderan mental. si adik adik maba ditakut takuti tentang dunia kerja yang keras dan ancaman tidak dapat link pekerjaan jika tidak nurut peraturan ospek konyol ala himpunan mahasiswa.

lha kok ya para himpunan mahasiswa itu bisa nakut nakutin soal dunia kerja padahal mereka aja belum masuk dunia kerja. masih sama sama lulus SMA dan menjalani kuliah dengan ceria. alasan melatih mental, lha mentalmu iku wes pasti kuat ta ? lha wong mek bondo latihan dasar kepemimpinan tiga hari di daerah pegunungan kok. menurut saya acara bullying terkoordinasi ini bukan untuk menciptakan kader dengan mental kuat. tapi menciptakan kader dengan mental dendam, karena walau bagaimanapun dikader dengan cara konyol itu sakit. dan ketika adik adik maba sudah menjadi senior, kejadian berulang karena mereka tidak terima disakiti sampai sebegitunya dan melampiaskannya kepada juniornya (lagi).

masalah link pekerjaan. hellaaaaw saya nggak bisa bayangkan betapa malunya para himpunan sok eksis itu kalau ternyata dari adik adik mahasiswa baru yang mereka bentak bentak itu ternyata adalah pemilik perusahaan besar yang justru akan merekrut orang orang macam mas mbak hima. woh lebih parah lagi, siapa tau adik adik maba itu adalah anaknya orang penting di perusahaan BUMN atau perusahaan Asing incaran mas mbak hima.

lha kan logis lho ya, waktu mas mbak hima kelar kuliah trus Apply di perusahaan tertentu. trus ternyata direktur HRD nya itu ibunya salah satu adik adik maba. si ibu direktur tanya ke anaknya :

"dek, si X ini kakak kelasmu di kuliah ya ? ini tahun masuknya dua tahun diatas kamu, jurusannya juga sama kayak kamu. anaknya di kampus gimana ? ini CV nya mengagumkan banget loh"

trus si adik maba ngejawab :

"oh mas itu, iya aku kenal. dulu waktu ospek aku dibentak bentak trus disuruh nembak temennya jadi pacar  plus habis itu akunya disuruh jalan jongkok dan diliatin satu angkatan cuma gara gara aku salah sebut nama lengkap dia"

nah loh. hancur masa depan cerah prospek karier karena kesalahan masa lalu. mamam noh senioritas.

TAPI FAT, DI HIMPUNAN MAHASISWA KAN KITA BELAJAR BERORGANISASI, BERPOLITIK, DAN BERMASYARAKAT. KOK KAMU SINIS BANGET ?

saya nggak melarang organisasi, toh perusahaan juga sejatinya adalah organisasi. tapi saya banyak menemukan insan insan yang tergabung di himpunan mahasiswa ini bersikap tidak santun, terutama pada juniornya.

padahal good attitude sangat penting untuk nilai diri dalam pekerjaan.

kembali tentang arogansi jurusan.

setiap periode wisuda, dengan spanduk jurusan setinggi pohon pembatas jalan, perkusi yang saling banter banteran, hingga arak arakan dengan pakaian yang saya-nggak-ngerti-lagi-maksudnya-gimana. selalu terselip arogansi antar jurusan.

yang jurusan teknik mesin dan teknik elektro merasa jurusan paling sangar dan memiliki banyak massa,yang jurusan teknik informatika merasa paling pintar karena passing grade yang tinggi, yang jurusan teknik sipil merasa paling hedon karena dicap jurusan anak anak pintar dan kaya, yang jurusan teknik industri merasa paling bersih karena nantinya akan memegang pekerjaan di sektor manajemen, bukan di sektor teknis. dan lain sebagainya

padahal hidup tidak butuh orang orang arogan
kuliah memang masa yang indah, masa keemasan untuk mereguk nikmat ilmu. masa paling ideal untuk gagasan gagasan brilian pergerakan. tidak semua orang berkesempatan menjadi seorang mahasiswa, generasi elit yang memiliki kepintaran, wawasan, dan finansial yang mapan.

tapi please jangan terlalu bangga sebagai mahasiswa, karena perjalanan hidup masih panjang. masih banyak fase hidup yang belum dilewati. masih banyak permasalahan hidup yang tidak bisa diselesaikan hanya berbekal teori, masih banyak permasalahan di masyarakat yang membutuhkan syarat mutlak berupa ilmu, uang, dan jam terbang. perjalanan untuk menjadi seseorang yang arogan, masih sangat jauh, bahkan seumur hiduppun menurut saya masih belum cukup untuk memantaskan diri untuk menjadi seorang arogan.

perhatikan, mereka yang santun pada semua orang, biasanya seringkali mendapatkan kemudahan hidup. kalau nggak percaya bisa dicek.

JADI NGGAK PAPA YA FAT, KORUPSI ASAL SANTUN ? 

santun itu lahir batin, nggak pernah masuk akal ada yang (ngaku) santun tapi korupsi. korupsi kan perbuatan nggak santun, lha kok ya pede bilang santun tapi korupsi ?

nggak usah menjadi arogan hanya karena ingin dihormati, rasa hormat tidak didapat dengan cara serendah itu.

milikilah good attitude, jadilah seseorang yang beretika. saya yakin dimanapun kamu, kamu akan dihargai dan dihormati oleh orang lain.

kita sama sama belajar jadi mahasiswa dengan good attitude yuk :)






Surabaya, 16 September 2015





Riffat Akhsan

  • Share:

You Might Also Like

4 comments

  1. saya ngga pernah ospek tuh mbak, paling yang berkesan cuma masa SMA, karena sistem asrama jadi satu komplek sama kaka kelas. Yang plaing hidup ya senioritasnya, dimarahi dan diancam hal itu jdi makanan wajar. tapi saya ngga pernah praktekan sama adik2 kelas, tetap bahasa yang baik.

    sementara kuliah, cuma sebentar aja. ga punya senior malah. jadi ngga pernah tuh rasanya di ospek dengan bully terkoordinasi, yang ospek diluar sana memang kita prihatin

    ReplyDelete
    Replies
    1. sangat memprihatinkan mas kegiatan ospek diluar sana..

      Delete
  2. hai hai mbak editor...dah pantas untuk "mojok". komunikatif dan lebih interaktif. patutnya begitu kale ye. menulis itu layaknya menjadikan diri teman sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. menulis itu layaknya menjadikan diri teman sendiri, terima kasih umi :)

      Delete

pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)