Hal - Hal Menyebalkan di Proyek Konstruksi

By Riffat Akhsan - September 15, 2015

Photo by Scott Blake on Unsplash

konstruksi tidak selalu menyenangkan, layaknya ying dan yang, semua harus seimbang. banyak hal yang saya alami di proyek yang membuat saya semakin mensyukuri nikmat tuhan yang terjadi dalam hidup saya. namun saya juga manusia, saya juga bisa sebal, capek, marah, nangis, bahkan ngambek nggak ke proyek karena hal hal tertentu.

berbicara tentang rasa sebal, hal hal menyebalkan di proyek seringkali terjadi ketika kami sedang ada proyek di wilayah pemukiman. saya jarang ditempatkan di proyek luar kota, meskipun bukan berarti tidak pernah. sehingga oleh kantor saya sering ditempatkan di proyek yang "kota kota aja"

di postingan kali ini saya coba bagi hal hal yang menyebalkan yang pernah saya alami di proyek konstruksi. apa saja itu ?



1. permintaan yang menguntungkan individu tertentu. 

"mbak, saya minta ini jalannya dilebarin dua meter ya biar mobil saya bisa masuk" adalah permintaan nyeleneh dari salah seorang warga ketika saya berkesempatan menjadi team leader dalam survei perencanaan jalan raya. saya berpandangan dengan surveyor saya, gimana ngasih keterangan di gambar coba. yakali di denah rencana kita sisipkan catatan "2 m lebih lebar di depan rumah pak Anu". memang anggaran pajak yang sudah dibayarkan oleh masyarakat secara berkala digunakan untuk pembangunan berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat, tapi ya nggak gini juga. janganlah merasa berhak atas segala sesuatu berjargon "untuk rakyat" .

di lain kesempatan, pada proyek pengawasan. ada warga yang datang ke saya dan ngomel ngomel "mbak pekerja pancang kok nginepnya di rumah si itu, si itu kan janda. masa' cowok cowok nginepnya disana. di depan rumah si ibu itu rumahnya pak ustad loh. mbak mau ditegur ustad dan didemo warga ?" (saya diem karena kami sudah izin RT sampai kelurahan, sudah diskusi juga dengan tokoh masyarakat sana dan memang tidak ada pilihan lain)

trus si bapak tiba tiba bilang "kalau mbak mau, bisa pake yang di depan rumah saya. itu punya saya, masalah harga ya bisa kita atur nanti. memang kurang layak dan kamar mandi harus ikut rumah saya, tapi daripada tinggal di rumah si itu kan...."

ELAH BRO  

2. proposal keamanan

ini selalu terjadi, template. segerombolan orang orang berbadan besar dan berwajah macak sangar mendatangi direksi keet dan menghardik "SINI MANA KONTRAKTOR SAMA KONSULTANNYA, SAYA MAU KETEMU" mereka lalu dengan nada membentak bentak marah marah, mengatasnamakan laskar keamanan dan mengancam tidak menjamin keamanan proyek (jika ada alat hilang, pekerja terluka,dll) kalau tidak ada biaya "keamanan". saya seringkali bingung dengan fenomena ini. lha wong kita bangun infrastruktur untuk kebaikan mereka sendiri kok ya bisa merencanakan kekacauan di kampungnya sendiri. beberapa yang "menunggai" golongan keamanan ini adalah mereka mereka yang (katanya) kalah tender. wah susah mak kalau hadapan sama golongan kalah tender, sama cewek PMS masih lebih monster rombongan kalah tender cyn.

3. warga yang cerewet

"itu kok masang bekistingnya kayak gitu ? harusnya kan bla bla bla"

"kenapa ngecornya gitu ? nggak papa kah ?"

"salah itu metode pelaksanaannya, proyek ini nggak mapan, bla bla bla"

kita memang bukan pekerja proyek yang wow banget kayak di film film. tapi setiap perusahaan di bidang konstruksi punya kontrol kualitas yang sama, namanya Standar Nasional Indonesia (SNI). kalau masalah metode pelaksanaan juga ada acuan acuan yang harus dipatuhi, meskipun pada kenyataan nya di lapangan kondisi yang terjadi berbeda beda. setiap perusahaan konstruksi ketika memenangkan tender, mereka sudah lolos berbagai tahapan untuk membuktikan validitas kemampuan mereka dalam bekerja.

ya jadi omongan omongan sok tau itu daripada dilontarkan ke pekerja proyek mending dilontarkan sama pihak pelaksana tender yang memenangkan kita deh.

4. ibu ibu sok penting


"MBAK KENAPA MASIH LEWAT SINI ? SUDAH JELAS JELAS ITU PALANG PERINGATAN ADA PROYEK JEMBATAN, KOK MASIH NGOTOT LEWAT AJA SIH ?"

seru seorang ibu menghardik saya di depan pos kamling dekat proyek, satu bentakan seorang ibu dengan suara sangat keras yang memancing empat ibu lain yang ikut mendatangi saya dengan berkacak pinggang dan mata melotot.

"DISURUH LEWAT JALAN LAIN AJA KOK SUSAH BANGET SIH MBAK ? DIBILANGIN ADA PROYEK KOK". seru ibu kedua.

"IYA, EMANG KOK NGGAK BISA DIBILANGIN". seru ibu ketiga.

MBAK DISINI ADA PROYEK MAHAL MBAK, ANGGARANNYA BESAR. PULUHAN MILYAR. MBAK NGOTOT LEWAT SINI TUH SAMA AJA MENGGANGGU PROYEK" ucap ibu keempat.

"IYA" seru ibu kelima dengan tampang aduh-gila-kompor-banget-sih-bu

tak lama kemudian, site engineer saya lari tergopoh gopoh diikuti anak anak proyek menghampiri saya, dan berseru. "bos, kok baru datang ? saya tunggu dari tadi disana. saya pikir ibu nggak jadi kesini" dan kemudian menjelaskan "ibu ibu, ini bos saya, Bu Riffat. beliau memang baru pertama kali meninjau proyek ini.."

trus ibu ibu yang paling parah bentak bentak saya langsung berubah nada suaranya jadi super ramah dan ngomong ke site manager saya "oh bilang dari tadi dong pak Zxxx..."

kalau saya jadi ibu ibu 5 orang tadi yah, saya sih mendingan memilih ditelan bumi sih....

besok besoknya ketika saya ngantor di proyek, lima ibu itu sering banget ngeliatin saya sambil bisik bisik gitu.


ah manusia memang tempatnya salah, lupa dan gengsi #EdisiSyariah 

5. orang orang tidak berkepentingan yang ikut nongski lucu di direksi keet dengan alasan "kenal" 

wah ini sih sering banget, karena anaknya/suaminya/temannya/sodaranya/dll ambil bagian dari pekerjaan di proyek, banyak orang orang yang sebenernya kalau saya mikir kamu-mau-ngapain-sih-sebenarnya-di-sini ikut nongski nongski lucu ngobrol ngobrol sama pekerja proyek. bukan, saya nggak bilang mereka ganggu, cuma masalahnya proyek itu penuh dengan peralatan dan bahan bahan berbahaya bagi orang awam. mereka yang di proyek sudah di brief duluan tentang bagaimana cara meminimalisasi resiko kecelakaan di proyek, lah kalau orang awam yang cuma bermaksud ngobrol ngobrol aja, trus tiba tiba ada kecelakaan di proyek ? kalau kami kami sudah tau dan reflek tentang apa yang harus dilakukan.. kalau mereka ? ya minimal mereka panik lah.

6. warga yang suka nakut nakutin dengan cerita horror


"mbak, di pohon bambu itu penunggunya cewek loh. hati hati aja, permisi lah mbak kalau mau ngerjakan yang di sebelah situ"

ya saya sih yang sudah duluan "disapa" dari pertama kali menginjakkan kaki di lokasi proyek sih santai. tapi buat anak anak proyek yang penakut diomongin kayak gitu kadang kadang bikin mereka gelisah waktu kerja...

7. warga yang memandang rendah perempuan sebagai pekerja proyek


"cewek kok mau maunya kerja kasar kasar di proyek, cowok semua pula" sungut seorang nenek dengan tampang sangat sinis ketika saya lewat. oh rupanya si nenek memperhatikan saya.

oh gitu, udah sih gitu aja.

*Nangis*

ada banyak hal yang melatarbelakangi seseorang untuk mengambil keputusan tertentu, menikah dengan siapa, bekerja di mana. dll sehingga sangat disayangkan sekali kalau kita mengambil pandangan sesuai apa yang kita lihat, sangat boleh jadi kita sudah sangat salah dalam memandang, karena keterbatasan ilmu.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

mungkin hal hal diatas yang bisa saya bagi tentang hal hal kurang menyenangkan atau bisa disebut duka bekerja di proyek konstruksi. mau nambahin ? sok atuh di tab komentar.






Surabaya, 15 September 2015





Riffat Akhsan

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)