![]() |
Foto Saya Ambil Dari Twitter Mbak Nuniek +Nuniek Tirta Sari |
Nuniek Tirta Ardianto. mungkin tidak banyak yang tau nama ibu cantik yang satu ini, saya berteman via Twitter cukup lama dengan mbak Nuniek ini. mbak Nuniek ini adalah perempuan hebat inspiratif dibalik kesuksesan seorang Natali Ardianto, Co-Founder tiket.com , website kesayangan kalian yang suka ngasih promo promo yang jadi ratjun liburan itu....
mbak Nuniek yang berlatar belakang psikologi konseling ini kini telah menjadi salah satu pelopor industri kreatif digital Indonesia melalui Komunitas #StartupLokal. seperti yang kita tahu, ledakan dunia ekonomi digital telah menghadirkan para milyader milyader baru yang hanya bermodal mimpi, laptop dan jaringan internet.
seorang mbak Nuniek membuktikan bahwa sukses bisa diraih oleh siapa saja yang mau belajar dan akhirnya menemukan jalan suksesnya, mbak Nuniek juga yang membuktikan pada saya bahwa peran ibu dan istri dalam keluarga sangat berpengaruh besar untuk kesuksesan suami dan keluarga.
berikut wawancara saya dengan mbak Nuniek via elektronik.
1. boleh mbak ceritakan bagaimana perjalanan seorang Natali Ardianto sampai akhirnya seperti sekarang ?
- Sebenarnya pertanyaan nomor satu ini yang paling lama bikin saya mikir mbak, hehe.. Karena panjang banget kalo diceritain. Dulu Natali itu geek banget banget, jarang bisa ngomong sama orang lain. Kalau diajak ngobrol jawabannya cuma iya dan tidak. Sampai bude saya bilang "sepi kayak kuburan" hahaha... Karena banyaknya perbedaan, orangtua saya sempat menentang keras. Tapi sejak awal saya melihat potensi Natali sangat tinggi untuk bisa menjadi orang sukses, asal mau dipoles. Jadi ya kita berjuang terus, grow bareng2, maju sama2, sampai akhirnya bisa berada di titik sekarang ini.
Saya punya kriteria yang unik untuk menjadikan seseorang sebagai pria idaman : anak pertama, pintar, dewasa. Mengapa harus anak pertama? Karena biasanya memiliki jiwa pemimpin yang lebih kuat. Begitu memiliki adik, ia sudah terkondisikan untuk menjadi pemimpin, setidaknya bagi adiknya. Mengapa harus pintar? Karena keindahan fisik pasti pudar seiring berjalannya masa, namun kecemerlangan pikiran tak lekang oleh waktu. Lalu mengapa harus dewasa? Kedewasaan membuat seseorang mampu memecahkan masalah dengan lebih arif dan bijaksana.
- Mudah merasa suka, tidak sulit merasa sayang, namun sangat tidak mudah untuk jatuh cinta. Itulah saya. Saya sangat menjaga hati untuk tidak jatuh cinta kepada sembarang orang. Karena begitu jatuh cinta, saya akan total menjalaninya, dan tak akan mudah untuk melepaskannya.
10 tahun lalu, saya sempat ragu. Apakah bisa menemukan pria persis sesuai kriteria, yang juga mencintai saya? Beberapa pria mendekati, datang silih berganti. Ada yang terang2an menyatakan cinta, ada yang bilang suka, ada pula yang mengaku hanya bisa mengagumi. Tentu, tidak semuanya masuk kriteria. Hanya beberapa yang memenuhinya. Ada yang anak pertama, tapi tidak pintar dan dewasa. Ada yang anak pertama dan pintar, tapi tidak dewasa. Ada pula yang anak pertama dan dewasa, tapi kurang pintar. Wah, repot juga ya…
Tahun 2002, saya mengenal seseorang melalui blognya. Nama yang cukup popular di kalangan netter kala itu. Yang saya tau, ia pintar, dan anak pertama. Soal dewasa, saya belum bisa menilai. Kami bertemu di dunia nyata pada acara kumpul2 blogger di sebuah mall. Kala itu, saya membatin dalam hati: pria ini begitu sempurna. He got face, he got brain, he got personality, he got attitude… Ia memiliki hampir segalanya! Sayang, ia tidak memiliki saya, hahaha… Oke, yg terakhir itu becanda ya. Tapi jujur, saya iri dengan pacarnya yang menemani saat itu.
Setahun kemudian kami dipertemukan kembali pada acara gathering nasional Blogbugs, komunitas blogger Indonesia terbesar masa itu. Posisi saya sebagai ketua panitia, dan ia sebagai sie transportasi, memberikan kami kesempatan untuk lebih dekat. Kebetulan, saat itu kami sama2 sedang tidak menjalin ikatan dengan siapapun. Pucuk di cinta ulam pun tiba, kami saling jatuh cinta. Singkat cerita, kami jadian pada tahun yang sama.
Tiga tahun masa berpacaran, kami rasa cukup untuk melangkah ke jenjang selanjutnya: pernikahan. Suatu ikatan sakral dengan janji di hadapan Tuhan, untuk selalu setia, sehidup semati, dalam suka maupun duka. Saya tak menyangka, akhirnya bisa menikah dengan pria idaman yang memenuhi semua kriteria saya, dan juga mencintai saya apa adanya. Kini kami telah diberkati dengan 2 orang putri, dan berusaha sekuat hati untuk menjaga pernikahan ini tetap abadi…
Indonesia, 11 February 2010
Originally written by Nuniek Tirta Sari
Originally written by Nuniek Tirta Sari
di tahun yang sama, 2011. Natali didapuk menjadi Chief Technology Officer (CTO) a.k.a co-founder tiket.com. tiket.com lahir nyaris tanpa modal, pada awal berdirinya tiket.com hanya menggunakan social media sebagai kanal komunikasi dan penjualan tiket.
kini tiket.com telah menjadi juara dalam sistem penjualan tiket secara online, dengan karyawan lebih dari 200 orang, tiket.com memiliki rata rata pertumbuhan keuntungan sebesar 400% setiap tahun dengan total transaksi sekitar 7000 transaksi setiap hari dan membengkak menjadi 19000 transaksi bila tiket.com sedang mengadakan promo.hanya dalam tiga tahun, omzet tiket.com tembus angka 1 triliun.
2. apa kebahagiaan terbesar yang telah mbak Nuniek capai saat ini ?
- Kebahagiaan terbesar yang telah saya capai adalah ketika saya bisa menerima diri sepenuhnya dan bersyukur pada apapun yang Tuhan berikan pada saya (baik rejeki maupun cobaan), sehingga saya bisa mengaliri energi positif dan cinta kasih kepada orang lain, terlebih kepada orang-orang yang saya kasihi. Bicara soal bahagia, saya sempat tidak bisa menjawab ketika diberi pertanyaan sederhana: "Are you happy?" ketika itu saya mengalami penyakit GERD dan dirawat selama dua hari di Rumah sakit dan menghabiskan biaya 15 juta. ketika itu dokter menyatakan bahwa saya menderita psikosomatis. Syukurlah masa-masa itu telah terlewati, saya telah mencapai peace of mind. Kuliah lagi di bidang psikologi konseling sangat membantu saya dalam self-healing. Jika ditanya kapan masa masa bahagia dalam hidup saya, jawabannya adalah sekarang. Saat ini. Bukan karena apa2, tapi karena saya sudah bisa berdamai dengan diri sendiri, menerima diri sepenuhnya, mengasihi orang lain, dan menjadi lebih dekat dengan Sang Pencipta. Ini saya mulai sejak 2014 lalu
- Saya pernah menjalani peran sebagai wanita karir, sebagai ibu rumah tangga, sebagai entrepreneur, maupun sebagai pekerja lepas. Semua punya tantangan masing-masing. Namun jika ditanya peran apa yang paling berat? Buat saya, peran menjadi ibu rumah tangga yang juga memiliki bisnis di rumah itu lebih berat dibanding yang lain. Kuncinya harus ikhlas dan adil.
- Sehari2 waktu saya banyak untuk anak2. Senin-Kamis saya pastikan cek PR dan ulangan atau bahan belajar mereka, siapkan bekal, dll karena di rumah saya tidak ada pembantu full time, hanya ada yg bantu selama 2 jam setiap senin sampai sabtu. Nah hari Jumat biasanya saya pakai untuk "pacaran" sama suami, entah makan malam atau nonton berdua aja. Sabtu-Minggu waktunya untuk keluarga, biasanya ibadah dan jalan2 kalau saya lagi nggak ada kuliah. Saya juga jadwalkan day out bareng masing2 anak berdua aja, supaya mereka punya waktu berkualitas masing2 dengan saya. Puji Tuhan semua berjalan cukup lancar dengan support sistem yang baik juga dari keluarga. Kebetulan rumah mertua dekat dengan rumah saya.
karena pertimbangan postingan yang terlalu panjang, kita sudahi dulu ya postingan kali ini.
untuk yang ingin mengenal mbak Nuniek lebih jauh, bisa ke twitter beliau @nuniek atau google+ +Nuniek Tirta Sari atau ke blog mbak nuniek di www.nuniek.com
sampai bertemu di part 2 yah :))
Surabaya, 12 September 2015
Rifa Akhsan
0 comments
pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)