asa yang mengalun di pasar bunga kayoon
pasar bunga kayoon adalah salah satu pasar yang istimewa di hati saya. pasar ini menawarkan kedamaian hati dan ketentraman jiwa di tengah perputaran metropolis Surabaya dengan cara yang mudah dan murah.
waktu saya masih SMA, saya bermimpi untuk suatu hari jika saya menikah, pelaminan saya dan full dekor ruangan semua harus dihias bunga hidup, tidak ada cerita bunga plastik. pokoknya seluruh tamu undangan dan saya yang dipajang di pelaminan harus merasakan magisnya aroma bunga segar di hari pernikahan saya.
asa itu mengalun sampai detik ketika saya menulis tulisan ini.
saya tidak tau kalau Surabaya punya pasar bunga. maklum di Bontang dan Jombang tidak ada pasar bunga. saya juga sampai sekarang gagal paham kenapa saya punya mimpi seperti itu.
ada empat hal yang menjadi pelarian saya di tengah penatnya urusan kantor dan kuliah di kota pelabuhan ini : laut, bunga, rumah bontang, dan green tea cream with extra whipped cream and caramel sauce milik gerai uwak sam.
bukaaan, saya nggak mau kode ke pasangan saya buat ngasih saya bunga. saya malah bingung kalau dia sampai kasih saya bunga.
aroma segar bunga dan aroma garam laut sukses mengangkat semua penat saya atas segala yang harus saya hadapi untuk bisa bertahan di dunia kuliah dan dunia bisnis yang persaingannya keras di tengah cuaca sahara ala Surabaya. kalau masih sumpek ? saya beli itu green tea, mentok saya pulang ke Bontang. karena rumah bontang adalah sebenar benarnya pulang.
saya biasanya ke pasar ini mendekati jam makan siang, disana saya langsung bergegas ke masjid pasar untuk menunggu adzan dzuhur berkumandang. setiap kali saya kesana, saya selalu bertemu orang yang sama. para juragan florist dan para karyawan mereka. shalat dzuhur kemudian dilanjutkan dengan wiridan sebentar dan diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh sang imam. setelah itu antar jamaah saling bersalam salaman dan melempar senyum untuk kemudian bubar melanjutkan aktivitas mereka.
baik perempuan dan laki laki semua sama, selalu saya temui setiap saya kesana. mereka menyalami saya layaknya saya bagian dari mereka.
ada yang berbeda dengan masjid ini, entah kenapa saya merasakan sebenar benarnya damai di sana. tidak gampang menemukan masjid di Surabaya yang memiliki aura seperti itu. karpet tebal yang terawat apik dan posisi masjid yang di pinggir kali mas yang memiliki pepohonan di sisi kiri kanannya menambah sejuk suasana masjid.
hidup kadang menuntut sebuah balancing wave yang membuat kita bosan dengan hal hal mewah dan marah dengan hal hal khas proletar seakan akan hidup kok ya gini gini aja.
pasar bunga kayoon menempati sisi balancing wave ala diri saya dengan menghadirkan serangkaian mawar peach dengan harga separo green tea cream extra whipped cream and caramel sauce kegemaran saya.
pasar bunga kayoon dengan kuntum bunga bunga yang hanya ribuan perak per kuntum memberi saya hadiah yang lebih mahal dari gerai kopi kesukaan saya : ia mampu meyakinkan saya bahwa mimpi saya hanya butuh sedikit lagi waktu untuk menjadi nyata.
abaikan tangan saya yang ginuk ginuk.
Surabaya, 21 November 2015
Rifa Akhsan
2 comments
Emang seru kalau ke Masjid, kita ketemu orang yang tidak kita kenal tapi dengan ramah menyalami :-)
ReplyDeleteseru banget, kayaknya bangga gitu jadi muslim
Deletepembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)