Curhatan Riffat : Penduduk Pesawat terbang
By Riffat Akhsan - November 27, 2015
saya adalah pengguna setia pesawat terbang, baik ketika pulang ke bontang, balik ke surabaya. keluar kota maupun keluar negeri. terkadang perjalanan saya dilakukan secara mendadak, bukan sebuah perjalanan dengan full itenary dengan segala printilan hal terkecil. itulah akhirnya yang membuat saya menaiki pesawat apa yang tersisa. ya mau gimana lagi, pesawat berangkat jam 10 saya nya baru beli tiket.
pengalaman membeli tiket pesawat based on apa yang ada membuat saya mencicipi hampir semua maskapai penerbangan domestik negeri ini. mulai dari maskapai lambang negara, maskapai raja hutan, maskapai jakarta tempo dulu, maskapai penghubung kota, sampai maskapai kerajaan maritim pertama di nusantara. seingat saya maskapai penerbangan mayor yang belum pernah saya naiki adalah maskapai udara asia.
setiap maskapai penerbangan mengangkut penduduk pesawat terbang dengan karakter yang unik. dengan harga tiket yang hanya terpaut seratus dua ratus ribu saya merasakan sensasi naik pesawat yang bermacam macam.
maskapai raja hutan.
penerbangannya yang hampir setiap jam untuk rute SUB - BPN dan sebaliknya membuat saya sering menaiki maskapai ini. penumpang yang sok, sok kaya, sok pinter, sok tau semua tumplek di maskapai raja hutan ini. saya seringkali harus mengejar pesawat pagi dari Balikpapan dan hanya maskapai ini yang menerbangkan pesawatnya persis setelah adzan shubuh. tidak ada yang bisa saya lakukan di penerbangan dengan maskapai raja hutan ini, selain tidur. beberapa ratus ribu yang katanya lebih murah terpaksa harus diganti dengan amarah, emosi, dan waktu yang terbuang sia sia sebagai ganti.
ketika saya duduk sering saya ditanya dengan pertanyaan "mau kemana mbak ?" yang saya jawab "Surabaya" dan saya mendapat bentakan "Iya saya tau Surabaya, maksud saya jawa nya jawa mana ?"
saya terdiam, HELLLLAAAAW SAYA EMANG MAU KE SURABAYA BAGIAN TIMUR TEPATNYA KENJERAN KALAU ITU YANG KAMU MAKSUD JAWA NYA SAYA SEBELAH MANA
kemudian pertanyaan umum lain yang dilontarkan para penduduk pesawat terbang di bawah maskapai penerbangan raja hutan ini adalah "di kalimantan/surabaya kerja dimana ?" "di kalimantan/surabaya ngapain ?" "di kalimantan/surabaya berapa lama ?"
ya susah lah saya mau jawab, I think its privacy.
seseorang memutuskan memakai penerbangan sangat pagi atau sangat malam, berada pada posisi sangat stress dan capek. sangat boleh jadi mereka setelah pesawat mendarat harus melanjutkan presentasi ke klien atau meeting penting sehingga satu satunya tempat beristirahat adalah di pesawat terbang. penerbangan kelas bisnis dan first class untuk SUB - BPN tidak terlalu banyak, dan jadwalnya sering tidak cocok. penduduk pesawat terbang raja hutan ini seringkali egois, maksudnya ramah malah ganggu. tidak ada cara lain untuk menghindari ini selain pura pura tidur atau tidur beneran.
maskapai ini memang sangat cocok dengan tagline nya, We Make People Cry, Always.
maskapai penghubung kota
karakteristik penduduk pesawat ini tidak terlalu jauh berbeda dengan raja hutan. namun lebih mending lah kadar menyebalkannya dari maskapai raja hutan. pramugari maskapai ini luar biasa ramah. saya juga suka dengan kepiawaian sang pilot dalam take off dan landing. sangat halus.
maskapai jakarta tempo dulu.
naik pesawat ini kurang lebih sama kayak maskapai penghubung kota. maskapai ini sudah tidak lagi beroperasi. ya lumayan lah naik pesawat ini meskipun saya agak agak kesel juga karena delay.
maskapai kerajaan maritim pertama di nusantara.
pesawat yang kecil, penerbangan yang membosankan, jarak tempuh yang tidak terlalu tinggi dan snack yang nggak niat adalah kesan saya untuk maskapai penerbangan ini.
maskapai lambang negara.
i love this airline so much, pantas aja sih dia jadi anggota sky team. makanan yang enak (jadi nggak usah mikir makan karena saya sering lupa makan kalau di perjalanan) entertainment yang asyik, peraturan yang terang terangan membolehkan membuka laptop disaat pesawat stabil dan selimut hangat menjadi alasan utama saya selalu memilih penerbangan ini. mungkin mahal seratus dua ratus ribu, tapi setelah mendarat saya langsung fresh dan siap melanjutkan aktivitas.
penduduk di pesawat ini rata rata kalau ngomong lirih, dengan penampilan yang sederhana tapi membuat yang melihat cukup tau jenis kartu debit mereka. dan menyapa tetangga kursi cukup dengan senyum ramah. asyik.
yang nggak asyik ada beberapa oknum yang arogan sih, atau oknum yang merasa wah bisa membayar dua tiga ratus ribu lebih mahal dari cara mereka mengangkat dagu.
kesimpulan : setiap penduduk pesawat terbang dengan wajah bosan selalu terburu buru untuk keluar dari pesawat bahkan ketika pintu pesawat belum dibuka. (bahkan saya pernah dibentak "mbak cepet, saya sudah ditunggu keluarga ini"). para oknum penduduk pesawat raja hutan malah dengan terburu buru langsung membuka bagasi atas dan terkadang menjatuhkan barang penumpang lain. kemudian mereka (para penduduk pesawat terbang) sulit sekali mempersilahkan mereka yang duduk di depannya untuk keluar lebih dulu. ketika ban pesawat baru saja menyentuh runway sudah banyak yang menyalakan telepon selular mereka seakan tidak bisa menunggu barang sebentar. oh iya mereka juga sulit sekali membalas senyum proffesional awak kabin.
Surabaya, 27 November 2015
Riffat Akhsan
0 comments
pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)