Photo by ian dooley on Unsplash
saya tertarik sama adik perempuan salah satu dari 4 cowok pemeran utama drama ini. namanya Im Me Ah Ri, kakaknya namanya Im Tae San. seorang (yang digambarkan ) arsitek proyek gedung gedung prestisius di Korea. (meskipun menurut saya dari alur cerita dan deskripsi tokoh Im Tae San lebih terlihat seperti Desain Engineering Detail Specialist dari posisi dia di lokasi proyek)
balik soal Im Me Ah Ri, atau sebut saja Ah Ri. jadi Ah Ri ini lulusan fashion design di USA gitu. nah suatu kali Im Me Ah Ri setelah lulus kuliah dan balik ke Korea dia ketemu sama salah satu istri dari 4 cowok tokoh utama. (well bisa dibilang satu satunya istri, karena ketiga cowok lain adalah duda dan single) nah si istri ini adalah hartawan pemilik properti sepanjang ruas jalan prestisius di Seoul.
nah singkat cerita si Ah Ri ini ditanyain apa udah dapat kerjaan part time sama si istri ini, trus dijawab belum trus ditawarin deh kerjaan jadi waiter atau barista gitu di cafe salah satu tokoh utama.
nah trus yang menarik bagi saya, si istri ini nanya sama Ah Ri "kenapa kok kamu mau kerja part time ? kan secara materi kamu cukup cukup aja dari kakak dan orangtuamu" (kebetulan orang tua Ah ri adalah pemilik supermarket khusus kain dan pabrik tekstil gitu)
jawaban si Ah Ri ini yang kemudian bikin saya pengen nulis postingan ini, gini jawaban Ah Ri "aku butuh untuk menjadi normal, merasakan proses, kegagalan, kemudian akhirnya aku menjadi tau susahnya cari uang jadi aku bisa jadi seorang yang bijak dan bisa menghargai segala sesuatu meskipun sesuatu itu kecil"
cari uang itu nggak gampang, dan proses dari bawah harus dijalani. even kamu adalah seorang pewaris perusahaan.
adalah sesuatu yang saya tangkap dari perkataan Ah Ri.
banyak orang mengira dalam bisnis mereka bisa melangkahi proses belajar dengan menjadi wirausaha. mereka berpikir wirausaha sama dengan pengusaha. hmmm i think that's so big no. there's soooooo many differences between pengusaha dengan wirausaha.
nah banyak mereka (khususnya anak muda) di luar sana yang menganggap bahwa memiliki atau membuka usaha sendiri berarti mereka sah menjadi pengusaha/pemimpin/entrepreneur or whaterver it is tanpa benar benar memahami risiko dan tantangan yang akan dihadapi di depan. meminta hasil cepat, dan tidak jarang akhirnya gulung tikar.
i think kok "mencari jalan pintas" like membuka usaha tertentu to avoid learn a process a such a lazyness initiative -___- saya jadi berpikir pemalas adalah mereka yang tidak mau mematangkan bisnis plan mereka dan terburu buru ingin eksekusi. even seorang pewaris pun mereka ditaro di posisi bawah dulu sebelum orangtuanya yakin untuk memberikan kepercayaan atas posisi prestis di perusahaan.
membuka usaha adalah menghadapi dunia bisnis sebenarnya, dimana ada intrik, politik bisnis, dan keharusan untuk dewasa memahami orang lain. perlu perjuangan gigih untuk membuktikan dan meyakinkan dunia bahwa kamu capable untuk menggawangi lini bisnis tertentu. gagal, kemudian bangkit dan belajar bahwa bisnis tidak selalu tentang faktor teknis.
cari duit itu nggak gampang, oleh karenanya sukses tidak datang untuk mereka yang tidak bisa memimpin dirinya sendiri.butuh mereka yang benar benar tangguh digembleng keadaan sehingga memiliki kecerdasan untuk memimpin dirinya sendiri dan orang lain.
semoga kamu yang membaca postingan ini adalah satu dari mereka.
Bontang, 9 Februari 2017
Riffat Akhsan
0 comments
pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)