Kancing yang Terlepas, Sebuah Mesin Waktu
saya jarang sempat untuk membaca karya sastra anti mainstream berbau sejarah. bahkan ketika saudara kembar saya secara heboh mendorong saya membaca novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala yang memberikan kesempatan pada rakyat jelata seperti saya mengintip "dapur" dari bisnis rokok beserta pusaran bisnis yang menyertainya, sampai hari ini pun saya masih belum sempat untuk membaca novel tersebut.
tapi novel ini adalah pengecualian ; saya
terhipnotis sejak paragraf pertama.
SINOPSIS CERITA
kalau boleh saya rangkum, novel ini bercerita
tentang syair - syair, kelompok yang terusir dan asmara yang tidak
terselesaikan. tentang perempuan, politik dan kekuasaan. tentang Indonesia dari
sisi yang berbeda.
Percintaan tulus beda zaman kokoh berusia senja
Tek Siang dengan perempuan muda awal dua puluhan yang ia rawat, lindungi, dan cintai
sejak umur dua belas tahun. Giok Hong. Giok Hong dicintai sebagai simpanan
oleh si tua yang memilih untuk melajang. Seorang juragan orkes Cina “Tjahaja
Timoer” yang insting berhitungnya membawa ia pada bisnis jual beli tanah dan hasil
bumi di wilayah Semarang dan pantai utara Jawa.
Nasib membawa Giok Hong untuk dicintai oleh Oen
Kiat, karena cintanya sendiri pulalah Ong meregang nyawa akibat serangan
jantung. Giok Hong kemudian direnggut dari Tek Siang oleh istri Oen, Cik Lena.
Politik keluarga bertujuan harta membinasakan istri dan anak anak Oen Kiat di
tangan adik kandung Oen. Bahkan ketika massa berkabung belum selesai.
Beruntung Giok Hong berhasil lolos dari
kematian. Setahun kemudian ia lahir kembali dengan identitas baru ; Boenga
Lily. Bekerja sebagai biduan di rumah makan Mei Wei milik Tan Kong Gie.
Tak ketinggalan penggambaran situasi politik
kala itu. Chaos nya keadaan kota
melatarbelakangi tutupnya rumah makan Mei Wei. Arogansi aparat militer semakin
menguarkan aura mencekam pada cerita. Penjarahan berdasar fitnah bahwa etnis
Tionghoa adalah antek komunis turut serta meramaikan cerita. Lengkap dengan salebaran
“Revolusi Setengah hati” dan “Waspadai Kafir Baroe” (lebih dari cukup untuk
membuat saya tersenyum kecut).
cerita yang tragis, sinis, namun secara mengejutkan : manis.
cerita yang tragis, sinis, namun secara mengejutkan : manis.
MESIN WAKTU YANG MEMABUKKAN
seorang Handry TM menyihir saya dengan pesona
deskripsi waktu, latar, dan bahasa.
saya dipaksa untuk kembali ke masa lalu pada dua
masa berbeda dekade. daerah pecinan Gang Pinggir Kota Semarang tahun 1960
an, ketika bangsa ini masih belum benar benar mengerti arti kemerdekaan
berbangsa. sekaligus ke masa lalu dimana saya masih bersama pacar beda agama saya yang getol mendorong saya belajar
bahasa mandarin.
Bingung, siapa melawan siapa. Siapa dipengaruhi
siapa. Ditambah trauma penjara semakin membuat saya mabuk dalam perjalanan
mesin waktu novel ini. Kemelut politik dan kekuasaan di bab bab akhir cerita
terasa sangat pahit.
Peran ganda cik Lily dalam novel ini sangat
krusial. Singkatnya ; pelacur di bawah lampion.
tidak mudah mendapatkan novel ini. setelah gagal
mendapatkan di toko buku tempat buku ini diterbitkan, saya akhirnya menemukan
di rak bagian karya sastra khusus di perpustakaan daerah
kaltim.
novel ini lantang meneriakkan sejarah lebih
fasih dibanding buku sejarah jaman saya sekolah. sebuah fakta kelam bahwa ada
yang terlupa dari mereka yang disebut Bhineka Tunggal Ika.
karena zaman begitu tega menghapus jejak sejarah
yang tidak berguna.
Samarinda, 18 Juli 2017
Riffat Akhsan
0 comments
pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)