gambar diambil dari hsskedarblog (dot) blogspot (dot) co (dot) id
jadi, sore itu mama saya pulang dari prosesi duka saudara jauh. beliau bercerita bahwa disalamin (dijabat tangannya) oleh salah satu eksekutif non aktif kantor kami, yang well bisa dibilang terlibat kasus dengan saya.
yang bersangkutan sekarang gendut. sebuah ironi dimana dulu "gendut" adalah frasa utama yang bersangkutan untuk mencela, menjatuhkan, dan menghancurkan saya.
"maafkan, ia hanya memilih pion yang terlalu liar"
adalah ucapan bijak ibu saya yang (mungkin) merasa nggak enak juga. bercerita bahwa bertemu dengan yang bersangkutan sama saja membangkitkan rasa perih sebagai objek tersakiti akibat ambisi menduduki jabatan puncak perusahaan.
berpikir tentang "pion yang terlalu liar".
sesuatu yang melampaui batas itu dibenci tuhan. adalah prinsip yang selalu saya pegang dalam hidup saya. begitupun dengan rasa apapun yang hadir dalam hidup saya. kalau saya melampaui batas, maka saya akan tenggelam.
seandainya saja, pion itu tidak terlalu liar. mungkin saja si eksekutif tidak akan setengggalam sekarang. kalau saja si pion "tau diri" dan paham brief (LOL). mungkin keadaan tidak akan sekacau sekarang.
but, destiny talks. bahkan setelah saya sudah benar benar memaafkan, keadaan juga sudah terlambat.
Bontang, 18 Agustus 2017
Riffat Akhsan, yang kini merdeka dari rasa sakit.
0 comments
pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)