Drama yang Lagi Ditonton : Fates and Furies (K-Drama)
By Riffat Akhsan - December 14, 2018
gambar diambil via soompi
drama ini mencuri perhatian saya dengan plot cerita yang membahas sepatu. yup, bagi pecinta sepatu (seperti saya) Italia adalah santuari dengan Salvatore Ferragamo dewa nya.
you name it, Jimmy Choo terlihat malu - malu diantara tumpukan sepatu (imitasi) buatan si tokoh utama Koo Hae Ra. sedikit banyak saya mengenali seri terbatas Christian Louboutin di antara koleksi Centan Department Store, ada pula salah satu koleksi mirip Manolo Blahnik dalam desain yang diminati oleh costumer Gold Shoes.
bercerita tentang Koo Hae Ra, putri seorang maestro craftmanship sepatu. sang ayah merupakan lulusan terbaik sekolah desain sepatu yang eksis membuka lokakarya sepatu di pinggir kota Busan. sayang, siasat licik rentenir membuat bisnis mereka bankrut. sepeninggal sang ayah Koo Hae Ra harus berjuang membayar hutang dengan menggadai kemampuan desainnya, bergelut dengan kewaspadaan sirine polisi yang sewaktu - waktu menggerebek usaha pembuatan sepatu imitasinya.
sama seperti sang ayah, Koo Hae Ra merupakan bintang di sekolah desain sepatu. memiliki almamater yang sama dengan sang ayah, nasib Koo Hae Ra yang tidak sama. lokakarya Koo yang menjadi warisannya terpaksa dijarah rentenir atas nama hutang.
cerita belum selesai, Koo Hae Ra juga harus membayar biaya rumah sakit kakaknya yang koma.
suatu hari, Koo Hae Ra yang pintar dan cantik ini diminta untuk menjadi penerjemah seorang desainer asal Italia. rupanya sang desainer adalah pemilik Union Leather yang lagi di aproach habis - habisan oleh pemilik pabrik sepatu Tae In Joon.
Tae In Joon sendiri adalah chaebol dengan hubungan keluarga ruwet, ibunya adalah seorang legenda pembuat sepatu mass product dengan brand HJO. namun, pada usaha suksesi nya Tae In Joon mencoba untuk masuk pasar handmade shoes dengan menghire Koo Hee Ra sebagai tim desainnya.
gimana ceritanya Koo Hee Ra bisa ngantor di pabrik Tae In Joon ? itulah yang bikin drama ini menarik.
diluar plot ceritanya yang tidak biasa, semua karakter yang terlihat abu - abu menggugah rasa penasaran saya. ditambah sinematografi yang menampilkan lansekap kota Busan dan Seoul semakin membuat saya betah nungguin drama ini setiap minggu.
drama ini agak filosofis ya, jadinya pacenya sedikit lambat. namun kekuatan cerita lah yang menyelamatkan saya dari kantuk.
ada satu kalimat yang bikin saya agak geli yaitu statement kakak tiri Tae In Joon yang bilang kalau sampai kapanpun industri sepatu tidak akan pernah bisa mengalahkan industri konstruksi. kalimat ini terucap di tengah perseteruan kakak beradik penuh dendam ini dalam memperebutkan sebidang tanah di Goldiam. sang kakak ingin tanah itu dijadikan pusat perbelanjaan, sementara sang adik menginginkan pabrik sepatu yang berdiri di sana.
saya nahan ketawa pas dialog ini, rasanya pengen banget bilang ke "writer-nim, kami mbak - mbak tenaga ahli proyek konstruksi ini rela lho puasa makan siang demi beli high heels sol merah di situs belanja online"
industri konstruksi mungkin memang industri besar dan memiliki perputaran uang yang dahsyat, tapi percayalah setiap perempuan di industri konstruksi menyelipkan sepatu handmade original sebagai salah satu motivasi kerjanya selain harta, tahta, dan tas berjuta - juta.
satu lagi yang membuat saya suka dengan tokoh Koo Hae Ra ini : dia ini aslinya kalangan atas, kemudian jatuh dan mencoba bangkit lagi dengan tekad dan kerja keras. keuletan dan ketekukan Koo Hae Ra, termasuk cara dia bertahan di divisi kantornya yang notabene menolak keberadaannya memikat saya.
keja keras itu begitu. biar negara api menyerang, kerjaan harus kelar.
class never lies, professionalism is a must.
berbicara tentang Tae In Joon sendiri, dia ini sebenarnya bukan pangeran berkuda putih juga. sifatnya nggak baik - baik banget. abu abu banget menurut saya, namun justru itu yang saya suka, karena tokoh ini jadi terlihat manusiawi.
berbicara tentang Tae In Joon sendiri, dia ini sebenarnya bukan pangeran berkuda putih juga. sifatnya nggak baik - baik banget. abu abu banget menurut saya, namun justru itu yang saya suka, karena tokoh ini jadi terlihat manusiawi.
bagi pecinta fashion, cara berpakaian dan style kerja di drama ini bener bener inspiring. bisa banget ditiru. dan sepatu - sepatunyaaaaaa, ya Allah cantik - cantik banget -,-
sebelum postingan ini menjadi semakin panjang, saya rekomen banget drama ini. ceritanya cukup beda, mostly membahas soal sepatu, dan industri sepatu. namun secara umum drama ini bercerita tentang bisnis. romansa yang coba dibangun juga ngggak melow melow menjengkelkan, jadi menurut saya cukup pas dinikmati.
para tokoh antagonis nya cukup oke, jahat tapi nggak bikin penonton sampai mau bakar TV seperti para tooh antagonis di drama Hide and Seek yang saya hempas di pertengahan.
sinematografinya, mantap cantik gilaaaaaa.
sinematografi drama ini menampilkan cantiknya Kota Busan sehingga rasanya saya pengen memasukkan Busan ke dalam itenary Korea saya. selain Busan tentu saja lansekap Kota Seoul hadir dalam visual terbaiknya. yang membedakan dari drama Korea lain, drama ini menampilkan lansekap Seoul dari sisi lain. cukup menyegarkan mata, setidaknya mata saya.
akhir kata, selamat menonton. semoga kamu tercerahkan ya dari tulisan ini.
Bontang, 14 Desember 2018
Riffat Akhsan, yang masuk kantor agak lambat hari ini setelah seharian kemarin meeting bersama para kakek kakek.
0 comments
pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)