Black Widow (2021)

By Riffat Akhsan - July 15, 2021

sumber gambar : imdb

saya bukan pecinta komik marvel. sesekali pernah diajak untuk menonton film nya di bioskop. tapi juga tidak merasa rugi ketinggalan beberapa film nya.

dari semua tokoh marvel, saya terkesan dengan dua orang : Hawkeye si pemanah dan Natasha Romanoff, satu dari sedikit perempuan geng Avengers.

spesifik kita bicara Natasha, dari awal saya selalu merasa dia nih kayak tempelan di antara cowok - cowok superhero. padahal, dia punya sesuatu yang kalau dikasih spotlight bakal keren banget.

makanya saya bersyukur akhirnya Marvel Cinematic Universe ngasih dia jatah satu film sendiri. 

film ini dibuka dengan adegan hangat sebuah keluarga. masa kecil Natasha, adiknya Yelena, dan ibu mereka (Melina) menjelang matahari terbenam. adegan dilanjutkan dengan makan malam dengan kehadiran ayah (Alexei). 

rumah mapan, lingkungan menyenangkan, tipikal American Dreams sejati.

saya kemudian menarik nafas dengan plot twist adegan mereka yang harus cepat berkemas dalam satu jam dan berangkat menuju hanggar pesawat. di sini Black Widow mulai menawan hati saya dengan adegan para perempuan menjadi pilot pesawat pribadi.

cerita bergulir dengan plot yang cukup mengagetkan, bahwa ternyata ada rahasia kelam dalam diri Natasha jauh sebelum ia bergabung bersama The Avengers. sebuah paradoks kepalsuan yang termanifestasi dalam adegan menyihir dan sinematografi indah.

cerita kemudian masuk ke dalam wajah sebenarnya MCU ; dunia spy dan jaringan rahasia. di sini penonton disihir dengan isu kekuatan keluarga dan peran perempuan yang saling bersinergi. saya cukup terhibur dengan berbagai plot twist yang dihadirkan film ini hingga akhirnya mencapai ending kesayangan penonton : kebaikan menang melawan kejahatan.
 

Rasa Sakit Hanya Akan Membuatmu Lebih Kuat

jarak dan waktu memang sejatinya ujian. rasa sakit adalah kelindan yang terus membersamai keduanya. ini adalah kenyataan yang bagi beberapa orang dengan situasi hati kurang baik, merupakan penyerangan verbal. 

ketika kita bicara rasa sakit, maka secara otomatis otak kita hanya berfungsi bagian belakang saja ; Fight or Flight. sehingga yang tersisa hanyalah ingatan akan kemalangan dan penderitaan. sehingga, kita lupa esensi dari keberadaan rasa sakit. 

banyak yang kembali menghidupkan mimpinya setelah terpaan rasa sakit. beberapa tumbuh lebih kuat setelah mengalami serangkaian rasa sakit. beberapa yang lain menjadi jauh lebih dewasa dan bijaksana setelah merasakan rasa sakit.

ini adalah fakta, yang mengakuinya membuat kita merasa tidak nyaman. tapi benar, film ini mengingatkan kembali pada saya sebagai penonton esensi dari keberadaan rasa sakit : ia hanya akan membuatmu lebih kuat.

The Truth Rarely Makes Sense When You Leave Out Key Details

kebenaran jarang masuk akal ketika kita mengabaikan detail penting. wah ini life quotes buat saya banget sih. 

ketika menghadapi peristiwa tak terduga, yang mengambil alih kemudi otak saya adalah ego dan emosi. logika saya sudah aprroved cuti liburan sampai keadaan kembali normal.

namun setelah keadaan kembali normal, logika saya yang sudah pulang liburan dengan innocent kemudian berkata : what happen dude ? baik emosi, maupun ego tidak mampu menjawab. mereka tidak mengerti deskripsi apa yang sedang terjadi. karena kedua tokoh ini tidak memiliki apa yang dimiliki oleh logika : ketelitian menelaah detail penting dalam sebuah peristiwa.

kunci dari kebenaran adalah detail penting. butuh logika yang siap dengan formula jarak dan waktu yang tepat untuk menemukan detail penting ini.

lagi, film ini mengingatkan kita untuk tetap tenang, ambil jarak, dan tidak hanyut di pusaran permainan emosi dan ego dalam berhadapan dengan kebenaran.

There's a New World of Widows 

setelah berakhirnya The Avengers saya memang berharap Marvel mengambil langkah tranformasi setelah berpuluh tahun berkutat dengan para superhero yang itu - itu saja. layaknya Disney Pixar yang mencoba menghadirkan putri baru setelah puluhan tahun berkutat dengan cerita para putri yang happily ever after setelah menikah dengan pangeran. Marvel pun begitu, kita butuh superhero baru di luar anggota The Avengers.

film ini memiliki ending yang agak membingungkan sebenarnya. happy ending tapi Natasha Romanoff dinyatakan meninggal. 

menurut saya, kematian Natasha ini langkah brilian dari Marvel.

kenapa ? karena berbeda dengan DC yang tokohnya tunggal mbak Gal Gadot si Wonder Woman itu, Black Widow menjadi pintu gerbang Marvel untuk mengelaborasi dan memberi spotlight pada tokoh pahlawan perempuan lain. kesimpulan ini saya ambil setelah menonton after credit film ini. bukan tidak mungkin Marvel akan seperti Disney Pixar yang berangkat dari Frozen kemudian mengangkat isu empowering woman dan membuka pintu pilihan idola perempuan yang tangguh, independen, tanpa bayang - bayang laki - laki. bertolak belakang dengan film para putri yang selalu menokohkan laki - laki sebagai solusi kebahagiaan setelah penderitaan.

saya percaya bahwa isu gender equality masih sama seksinya dengan isu sustainable development goals yang lain. dan kita memang butuh lebih banyak film - film dengan widow lain di luar Natasha Romanoff.

film ini sangat menarik, cocok ditonton selama PPKM Darurat.




Balikpapan, 15 Juli 2021





Faizah -- nggak jadi pulang kampung, PPKM Darurat menggeser sektor pekerjaan nya (insfrastruktur jalan nasional) dari esensial ke kritikal. 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)