ketika saya menulis ini, situasi benar - benar mencekam di Balikpapan. tetangga kiri - kanan kantor saya sekeluarga menjalani isolasi mandiri. bahkan tetangga sebelah kanan sudah di drop tabung oksigen setinggi dua meter oleh Satgas karena salah satu anggota keluarga itu saturasi oksigennya sangat rendah. tetangga kiri - kanan kamar saya positif COVID-19. tetangga sebelah rumah saya di Bontang meninggal karena COVID-19.
bahkan sampai saat ini office girl kantor saya belum selesai isoman karena gejalanya yang belum hilang padahal sudah dua puluh hari. gejala ini pertama kali muncul ketika kami sekantor akan berangkat swab test. saat itu beliau melapor ke Nadya (anak HCMM) bahwa beliau kehilangan penciuman, sama Nadya diminta menghirup minyak kayu putih dalam - dalam dan ke kamar mandi sebanyak tiga kali. tetap, beliau tidak bisa menghirup aroma apapun.
kuburan di area tempat tinggal saya selalu menyajikan pemandangan proses pemakaman setiap kali saya lewat. kemanapun saya pergi, selalu berpapasan dengan ambulance yang meraung - raung minta jalan. entah karena menjemput pasien, merujuk pasien, atau membawa jenazah.
masjid dekat tempat tinggal saya melakukan tahlilan setiap malam. karena pengumuman warga meninggal sudah hampir sesering adzan ashar.
ketika saya kontrol ke rumah sakit (RSUD Beriman Kota Balikpapan) hati saya hancur melihat spanduk dan tenda di halaman. dengan keterangan IGD penuh dan tidak bisa menerima pasien baru lagi sampai waktu yang tidak ditentukan.
Kalimantan Timur memang juara dengan menjadi satu - satunya provinsi di luar Jawa - Bali yang memiliki kasus tertinggi nasional. Balikpapan sudah menjadi zona hitam, episentrum penyebaran COVID-19 Kalimantan Timur. sisanya, Bontang (rumah saya) dan Berau berada dalam zona merah.
bekerja menangani proyek jalan nasional, membuat sektor saya masuk dalam kategori kritikal. ini yang membuat meskipun corona menyerang kantor, kami tetap harus masuk kerja secara WFO.
separo kantor saya positif dan harus menjalani isolasi mandiri. kami yang hasil swab PCR nya dinyatakan negatif harus tabah tetap WFO dengan situasi semencekam ini.
ya bagaimana bunda, kalau kami WFH maka siapa yang mengaspal jalan sehingga ambulance bisa lancar merujuk pasien ke rumah sakit ?
dokter Faheem Younus, berkata : anda akan bertemu COVID-19. baik melalui vaksin atau melalui infeksi. pilih vaksin sebelum infeksi memilih anda.
saya adalah sedikit dari mereka yang memiliki priviledge untuk bertemu COVID-19 melalui vaksin merk Sinovac. dosis pertama terima pada 29 Juni 2021. dosis kedua saya terima pada 27 Juli 2021.
bertemu dengan COVID-19 melalui vaksin juga bukan tanpa risiko. saat menerima dosis pertama, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang saya alami hanya sebatas nyeri di lengan yang disuntik selama tiga hari. serta mual setelah vaksinasi. sisanya aman sentosa.
namun sepertinya COVID-19 masuk ke dalam darah saya secaa penuh di vaksin dosis kedua. di hari H, setelah vaksinasi KIPI yang saya rasakan masih sama seperti pengalaman menerima dosis pertama. nyeri di lengan bekas suntikan. aman aja rasanya. hari pertama pasca vaksinasi, saya tidak merasakan KIPI apapun. bahkan hari itu saya sempat lembur untuk menyelesaikan masalah pelik yang menurut staff saya adalah kiamat bagi dirinya.
ternyata tubuh saya baru mengenal COVID-19 di hari kedua pasca vaksinasi.
ketika menghadiri rapat, saya merasakan kepala saya pusing, perut saya mual, dan rasa ingin muntah yang kuat. rasanya seperti saya menjalani perjalanan darat berkelok dan bergunung. iya, seperti itu rasanya.
saya lalu izin untuk pulang setelah ishoma, juga izin tidak masuk untuk besok (Jum’at 30 Juli 2021). dewa kemakmuran yang sudah selesai isolasi mandiri pasca mendampingi istri beliau yang sedang hamil - dan positif COVID-19 mengiyakan dan berdoa untuk kesembuhan KIPI saya.
rapat masih berlangsung, pukul sepuluh di hari kamis itu saya berlari ke kamar mandi kantor dan memuntahkan seluruh isi perut saya. saya bahkan mulai memuntahkan air berwarna kuning dan terasa pahit. karena mungkin sudah tidak ada lagi isi perut saya yang bisa dimuntahkan.
satu kantor prihatin, saya sampai menangis karena sangat jarang sekali saya mengalami pusing, mual, dan muntah seheboh ini. buru - buru saya bereskan barang - barang saya dan bersiap pulang (setelah menitipkan pesan ini itu kepada staff saya, serta meyakinkan rekan dan atasan saya bahwa saya tetap on call. jika saya tidak mengangkat telpon atau membalas pesan artinya saya sedang tidur).
dewa kemakmuran sampai menginstruksikan driver untuk mengantar saya pulang. yang saya tolak dengan halus karena di saat seperti ini keberadaan kendaraan saya sangat penting.
dunia rasanya berputar, saya sempat mampir ke indomaret untuk membeli 2 liter Pocari Sweat karena itulah infus yang saya butuhkan untuk bedrest ini. saya bahkan tidak sempat mampir membeli makan siang karena sudah hampir pingsan saat mengantri di kasir.
mungkin Allah benar - benar ingin saya tetap hidup. saya tidak tau how hardworking malaikat hafazhah is, menjaga saya sehingga saya selamat sampai tempat tinggal saya.
sampai kamar, saya lagi - lagi muntah. memuntahkan cairan berwarna kuning karena mungkin perut saya sudah tidak ada isinya lagi. kemudian diare. badan saya lemas, bahkan berjalan ke tempat tidur juga sudah sempoyongan.
saya langsung meminum satu setengah liter Pocari Sweat. karena itulah infus yang bisa saya akses untuk menaikkan ion dalam tubuh saya agar tetap sadar. kemudian saya mengantuk dan tertidur. empat jam kemudian saya terbangun dengan kondisi jauh lebih baik. sudah ada tenaga untuk berjalan ke kamar mandi (karena masih diare), sudah berdaya untuk mengatasi KIPI ini sendiri.
hari kedua, Alhamdulillah sudah tidak lagi muntah dan diare. mual hebat masih ada, pusing/sakit kepala juga masih ada. namun sebagaimana pesan dokter penanggungjawab vaksinasi saya : saya tidak boleh kalah melawan virus ini. saya lalu diresepkan ranitidine untuk mengatasi mual. beliau juga mengarahkan saya meneruskan meminum obat sakit kepala (ponstan), serta Pocari Sweat sebagai pengganti infus.
saya tidak diperbolehkan mengkonsumsi vitamin C dulu karena situasi lambung saya yang sudah asam. mencari vitamin lain juga cukup sulit, beberapa apotik dekat tempat tinggal saya sudah saya datangi dan jawaban mereka sama : vitamin yang ada sisa vitamin C : yang lain habis.
ikhtiar saya selain obat selama bedrest ini benar - benar hanya 2 liter Pocari Sweat sehari. saya yang bukan dokter ini mencoba menggali memori opname saya yang selalu berinfus. saya mensugesti diri saya bahwa Pocari Sweat ini adalah infus juga. namun tidak diinjeksi melalui pembuluh darah seperti di rumah sakit. melainkan melalui jalur disgestinal dengan cara diminum.
saya mulai paham, ini yang dirasakan oleh penderita COVID - 19 : demam, sakit kepala, lemas, nyeri otot, hilang nafsu makan, mual, muntah, diare, hilang penciuman, hilang perasa, batuk, nyeri tenggorokan, pilek, dan sesak nafas.
iya, tubuh saya saat ini sedang berperang melawan COVID-19 yang disuntikkan ke tubuh saya lewat vaksin. amat sangat wajar saya mengalami diare, sakit kepala (pusing), lemas, mual, dan muntah.
benar kata Dokter Faheem. bahkan yang divaksin pun harus menyiapkan mitigasi risiko karena KIPI yang timbul setelah vaksinasi. sehingga pesan saya kepada teman - teman yang akan melakukan vaksin, siapkan obat standar (paracetamol) dan Pocari Sweat sebagai pondasi mitigasi menghadapi risiko KIPI. kalau ada gejala lain, di kartu vaksinasi ada nomor handphone dokter penanggungjawab vaksinasi yang bisa dihubungi. kalian bisa melakukan telemedicine via whatsapp (respon mereka sangat cepat dalam membalas pesan) dan membeli obat generik sesuai resep di apotek terdekat.
terima kasih sudah membaca. saya beruntung dikasih kesempatan Allah iseng membaca sejarah produk Pocari Sweat dan komposisinya yang mengandung natrium klorida, kalium klorida, kalsium laktat, magnesium karbonat, antioksidan asam askorbat, yang mana merupakan komposisi infus.
meskipun ada perisa, sedikit asam, dan kadar kimia yang mungkin berbeda dengan infus rumah sakit (secara ini kan minuman) saya tetap bersyukur bisa mengkonsumsi Pocari Sweat ini selama bedrest. karena proses melawan KIPI dari vaksinasi ini membutuhkan asupan elektrolit secara cepat.
Pocari Sweat - My Bedrest Infuse Savior
Balikpapan, 31 Juli 2021
Riffat Akhsan -- yang berdoa semoga senin sudah bisa masuk kantor
0 comments
pembaca yang baik, terima kasih telah berkunjung ke sini. silahkan meninggalkan kritik, saran, pesan, kesan, dan apresiasi untuk saya menulis lebih baik lagi. terima kasih pula untuk tidak nge-Spam di Blog Saya :)